LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI SEDIAAN LIQUIDA PEMBUATAN SEDIAAN SIRUP DAN DROP PARASETAMOL

BAB I
PENDAHULUAN

Definisi Paracetamol
Asetaminofen (parasetamol) merupakan metabolit ferasetin dengan efek antipiretik. Efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Di Indonesia, asetaminofen lebih dikenal dengan nama parasetamol dan tersedia sebagai obat bebas. Walau demikian, laporan kerusakan fatal hepar akibat overdosis akut perlu diperhatikan. Tetapi perlu diperhatikan pemakai maupun dokter bahwa efek anti inflamasi parasetamol hampir tidak ada. (farmakologi dan terapi ed 4: 214).

Karakteristik Parasetamol
Nama bahan obat : Parasetamol, Asetaminofen
Nama Kimia : 4-hidroksiasetanilida
Struktur Kimia :  
Berat Molekul : 151,16
Efek Terapeutik : Analgetikum, Antipiretikum
Pemerian : Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa sedikit pahit
Kemurnian : Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H9O2, dihitung terhadap zat anhidrat
(FI V hal. 998 dan FI III hal 37)

Organoleptis Bahan Obat
Warna : Putih
Bau : Tidak Berbau
Rasa : Sedikit Pahit (FI V hal. 998)
Mikroskopis
Bentuk Kristal : Serbuk Hablur (FI V hal. 998)
Karakteristik Fisika Mekanik
Titik Lebur : 168o – 172o (Codex 12th hal. : 989)
Higroskopisitas : Parasetamol menyerap uap air dalam jumlah yang tidak signifikan pada suhu 25o C, pada kelembaban relative meningkat sekitar 90% (Codex 12th hal. : 989)
Karakteristik Fisika Kimia
Kelarutan
larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N ; mudah larut dalam etanol (FI V hal. 998)
Satu bagian parasetamol larut dalam 70 bagian air, 20 bagian air mendidih, dalam 7 bagian alcohol, 13 bagian aseton, 40 bagian gliserol, 10 bagian metal alcohol, dan 9 bagian propilen glikol ; sukar larut dalam eter ; larut dalam larutan alkali hidroksida. Larutan jenuh memiliki pH sampai dengan 6. (Martindale the Extra Pharmacopoeia 27th ed hal. 201)
Stabilitas 
Stabilitas Bahan Padat
Terhadap suhu, stabil pada suhu 45o C (codex 12th ed hal. 989)
Terhadap cahaya, harus terlindung dari cahaya (codex 12th ed hal. 989)
Terhadap kelembaban, mampu menyerap air dalam jumlah yang signifikan pada 25o C, pada kelembaban relative naik hingga sekitar 90% (codex 12th ed hal. 989)

Stabilitas Larutan
Terhadap pelarut, sangat stabil dalam air (codex 12th ed hal. 989)
Terhadap pH, hidrolisis minimum pada pH 5 – 7 ; pada suhu 25o C t1/2 parasetamol pada pH 2,5 – 6,9 adalah 0.73, 19.8, 21.8, dan 2.28 tahun (codex 12th ed hal. 989)
Terhadap Oksigen, relative stabil terhadap oksidasi kecuali bila terhidrolisis menjadi p-aminofenol sebagai kontaminan dan bila terpapar kondisi lembab p-aminofenol tergradasi menjadi quinimine dan akan berwarna merah muda, coklat, dan hitam (codex 12th ed hal. 989)
pKa : 9,5 pada suhu 25o C (codex 12th ed hal. 989)
Inkompatibilitas dengan Eksipien
Parasetamol tidak terdekomposisi dengan kebanyakan bahan tambahan tetapi dengan adanya p-aminofenol dalam parasetamol akan bereaksi dengan serbuk besi pada kadar rendah, menyebabkan warna merah muda (pharm. Dosage farm tablet vol. 1 hal. 362)

 
Sediaan Terpilih:
Sirup
Alasan:
Merupakan campuran homogeny
Absorbs dapat lebih cepat
Dosis dapar diubah – ubah dalam pembuatan
Mudah penggunaannya bagi anak dan orang yang sulit menelan
Dapat menutupi rasa dan bau tidak enak dari bahan aktif
Drop
Alasan:
Parasetamol adalah bahan obat yang memiliki rasa pahit, diharapkan dengan bentuk drop dapat memperbaiki rasa dari bahan aktif sehingga dapat mempermudah penerimaan obat terhadap anak pada usia tertentu (lebih acceptable).

Tinjauan Bahan Obat
Farmakodinamik
Efek analgesic parasetamol serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang keduanya menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat.
Efek anti inflamasinya sangat lemah oleh karena itu parasetamol tidak digunakan sebagai anti reumatik. Parasetamol merupakan penghambat biosintesis PG yang lemah. Efek iritasi, erusi dan pendarahan lambung tidak terlihat pada obat ini. Demikian juga gangguan pernafasan dan keseimbangan asam basa. (Farmakologi dan Terapi ed 4 hal. 214)
Farmakokinetik
Parasetamol diabsorbsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu 1/2 jam dan masa paruh plasma antara 1 – 3 jam. Obat ini tersebar ke seluruh cairan tubuh dalam plasma, 25 % parasetamol dan 30 % ferasetin terlihat protein plasma. Kedua obat ini di metabolism oleh enzim mikroson hari. Sebagian asetaminofen (80%) dikonjugasi dengan asam glukororat dan sebagian kecil lainnya dengan asam sulfat. Selain itu obat ini juga mengalami hidroksi. Metabolism hasil hidroksilasi ini dapat menimbulkan methemogloninemia dan herrloisis eritrosit. Kedua obat ini diekskresi melalui ginjal, sebagian kecil sebagai parasetamol (3%) dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi. (Farmakologi Terapi ed 4 hal. 214)
Indikasi
Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesic dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesic, parasetamol sebaiknya tidak diberikan terlalu lama karena kemungkinan menimbulkan nefropati analgesic. Jika dosis terapi tidak member manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Penggunaannya untuk meredam demam tidak seluas penggunaannya sebagai analgesic. (Farmakologi Terapi ed 4 hal. 214)
Kontraindikasi
Penggunaan parasetamol tidak diperkenankan pada pasien hipersensitif terhadap asetaminofen dan penderita yang mempunyai gangguan hati.
Efek Samping
Reaksi alergi terhadap derivate para-aminofenol jarang terjadi. Manifestasinya berupa eritem atau urtikaria dan gejala yang lebih berat berupa demam dan lesi pada mukosa. Penggunaan semua jenis analgesic dosis besar secara marathon terutama dalam kombinasi dapat menyebabkan nefropati analgesic. (Farmakologi Terapi ed 4 hal. 214)
Toksisitas Akut
Akibat dosis toksik yang paling serius ialah nekrosis hati. Nekrosis tubuli renalis serta koma hipoglikemik dapat juga terjadi. Hepatotoksisitas dapat terjadi pada pemberian dosis tunggal 10 – 15 gram (200 – 250 mg/kgBB) parasetamol. Gejala pada hari pertama keracunan akut parasetamol belum mencerminkan bahaya yang mengancam. Aroreksi, mual dan muntah serta sakit perut terjadi dalam 24 jam pertama dan dapat berlangsung selama seminggu atau lebih. Gangguan gepar dapat terjadi pada hari kedua, dengan gejala peningkatan aktivitas serum transminase, laktat dehidrogenase, kadar bilirubin serum serta pemanjangan masa protrombin. Aktivitas alkali fosfatase dan kadar bilirubin serum tetap normal. Kerusakan hati dapat mengakibatkan ersefalopati, koma dan kematian. Kerusakan hati yang tidak berat pulih dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan. (Farmakologi Terapi ed 4 hal. 214)

BAB II

Pemilihan Bahan Aktif
Tabel Khasiat dan Efek Samping Paracetamol
Senyawa Aktif Efek/Khasiat Efek Samping
Paracetamol         Analgesik
Antipiretik         Ganguan pencernaan,hipersensitifitas,
Hepatotoksis,mual muntah,anoreksia.

Tabel Karakteristk Fisika-Kimia Paracetamol

Karakteristik Fisika-Kimia Keterangan Khusus
Karakteritik Fisika
Kelarutan dalam air
Larut dalam air mendidh
Dan dalam natrium hidroksida 10,Mudah larut
Di methanol,dalam :

1:70 dengan air
1:40 dengan gliserol
1:9dengan propilenglikol
1:7 dengan etanol 95% (bayi) (FI V :985)
Bentuk

Serbuk hablur,putih,tidak 
Berbau,rasa sedikit pait.

Tahapan Pemanasan
Mudah terbasahi

Karakteristik Kimia 
Stabil pada PH 3,8-6,1
Pka 9,5
TL = 169-172
1,2 – 1,23 Digunakan untuk peroral.

Anak-anak kurang aman.

Dari daftar tabel diatas bahan dan sediaan yang kami pilih adalah :

Bahan aktif terpilih                 :   Paracetamol 
Alasan                                     :   
Karena bahan aktif paracetamol memiliki efek samping  sedikit jika dibandingkan dengan analgetik lain ( misalnya asetosal yang dapat menimbulkan iritasi pada lambung).

Tinjauan Bahan

Aquadestillata (FI III , 96) 
-Bentuk : 
Cairan jernih,tidak berwarna,tidak berbau dan tidak berasa.

Glycerin (HPE; 301)
-Bentuk : Cairan jernih,tidak berbau,tidak 
berwarna higroskopis,rasa manis 0,6 x 
sukrosa.
-Kelarutan : Sedikit larut dalam aseton,larut dalam etanol 95%,methanol,air,tidak larut dalam benzene,kloroform,minyak,larut 1 : 500 dengan eter dan 1:11 dengan etil asetat.

Propilenglikol (HPE : 624) 
-Bentuk : Cairan jernih,tidak berwarna,kental,tidak berbau dengan rasa manis sedikit pahit.
-Campur dengan :
Aseton,kloroform,eter,etanol 95%,gliserin dengan perbandingan 1:5 dengan eter tidak larut dengan minyak mineral.

PEG (FI V ; 1019)
-Bentuk : 
Cair umumnya jernih,tidak berkabut.Cairan kental,tidak berawarna/praktis tidak berwarna agak higroskopis.
-Kelarutan : 
Bentuk padat mudah larut dalam air,larut dalam aseton,dalam etanol 95%,dalam klorofom,dalam etilenglikol,monoetil eter,dalam etilasetat,dari dalam toluene,tidak larut dalam eter dan dalam heksan.


Natrium Benzoat
-Pemerian :
 Granul putih/Kristal,sedikit higroskopis, tidak bebas,tidak berwarna,tidak manis dan asin.
-Kelarutan : 
 Padat = 20C
 Etanol 95 % = 1 :75
 Etanol 90 % = 1: 50
 Air               = 1: 2
 Air (100C)  = 1: 2 

Nipagin (metal paraben) (HPE : 466)
-Pemerian
 Kristal tidak bewarna/serbuk kristalin berwarna putih,tidak berbau/berbau lemah,rasa sedikit membakar.
-Kelarutan : 
 Padat = 25 C
 Glycerin= 1:60
 Etanol 95 % = 1:3
 Etanol          = 1:2
 Etanol 50% = 50 %

Nipasol (Metil Paraben)
-Pemerian : 
 Kristal putih,tidak berbau,tidak berasa.
-Kelarutan : 
 Padat : 20 C
 Dalam aseton : sangat larut
 Etanol : 1:1,1
 Etanol 50% : 1:5,6
 Eter  : sangat larut
 Glycerin : 1:250
 Mineral Oil : 1:3330
 Minyak Ikan : 1:40
 Air : 1:2500
 Propilenglikol : 1:3:9

Propilenglikol (HPE 624)
-Pemerian
 Jenuh,tidak berwarna,kental,tidak     berbau.rasa manis mirip gliserin.
 -Kelarutan : Dapat larut dalam acetone,kloroform,etanol  
95%,gliserin dan air,dalam eter 1:6,tidak 
larut dalam mineral oil akan tercamour 
dengan beberapa essensial oil.

Sacharin (FI IV : 748)
-Pemerian 
 Serbuk Kristal warna putih tidak   berbau/berbau aromatic lemah,larutan encer sangat manis,larutan bereaksi dengan lakmus.
-Kelarutan
Agak sukar larut dalam air,dalam klorogorm  dan dalam eter, larut dalam air mendidih sukar larut dalam etanol,mudah larut dalam larutan ammonia encer,dalam larutan alkali hidroksida dan dalam alkali karbonat dengan pembentukan karbondioksida.

Glycerin (HPE : 301)
-Bentuk ( Pemerian)
Cairan jernih tidak berbau,tidak berwarna,kental,higroskopik,rasa manis seperti sukrosa.
-Kelarutan
Sedikit larut dalam aseton,larut dalam eugenol 95%,methanol,air,ridak larut dalam benzene,kloroform,minyak,larut dalam 1:5--,dengan eter lain 1:11 dengan etil salisilat.\

Sukrosa (FI IV : 762)
-Pemerian 
Serbuk atau hablur Kristal tidak berwarna,masa hablur atau berbentuk kubus atau serbuk hablur putih,tidak berbau dan rasa manis,stabil diudara, larutannya netral terhadap lakmus.
-Kelarutan
Sangat larut dalam air lebih mudah larut dalam air mendidih,sukar larut dalam etanol tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.

Sorbitol ( FI IV : 756)
-Pemerian
 Serbuk,granul atau lempengan,higroskopis,warna putih rasa manis.
-Kelarutan
Sangat mudah larut dalam air,sukar larut dalam etanol,dalam methanol dan dalam asetat.

Saccharin Na (FI IV 750)
-Pemerian 
 Hablur atau serbuk hablur, putih tidak berbau agak aroamtik,rasa sangat manis.
-Kelarutan
Mudah larut dalam air,Agak sukar larut dalam etanol.

Allura Red (Martindale 28 :420)
-Pemerian : Serbuk merah tua
-Kelarutan : Larut dalam air.
-ADI
  7 mg/KgBB
-Inkompaktibilitas : -
-Keterangan lain : berdasarkan FAO, tidak   
 karsinogen.

Amaranth (Martindale , 28 : 424)
-Pemerian
 Serbuk coklat kemerahan,hampir tidak berbau dan berasa.
-kelarutan
Larut dalam air 1:15,sanga sedikit larut dalam alcohol.
-Inkompaktibilitas : dengan Centrimide
-ADI : 930 mg/kgBB.


BAB III 
PERSYARATAN UMUM SEDIAAN

Definisi Sediaan Sirup
Menurut Farmakope Indonesia III 1979 hal 31
Sediaan Sirup merupakan sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakrosa kecuali dinyatakan, Kadar Sakarosa C12H22O4 tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%.Pembuatan kecuali dinyatakan lain sebagai berikut :
Buat cairam untuk sirup,panaskan,tambahkan gula,jika perlu didihkan hingga larut,tambahkan air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot yang dikehendaki,buang basa yang terjadi,serkai.
Menurut Farmakope Indonesia IB 1995 hal 15
Laruan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi,dinyatakan lain sebagai sirup.
Larutan Paracetamol (Acetaminophen Oral Solution)
Larutan Oral parasetamol menngandung C8H9NO2 tidak kurang 90% dan tidak lebih dari 110% dari jumalh yang tertera pada etil.
1. PH (1071) antara 3,8 dan 6,1.
2. Keseragaman sediaan : unyuk larutan oral dalam wadah dosis tunggal.
3.Wadah dan penyimpanan,dalam wadah tertutup rapat pada suhu ruang terkendali. (FI IV : 986)
Menurut Farmakope V 2015 hal 46
Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula kadar tinggi dinyatakan sebagai sirup.Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal sebagai sirup atau sirup simplex.Penggunaan istilah srup yang juga digunakan untuk bentuk sediaan cair lain yang dibuat dengan pengenta; dan pemanis,termasuk suspense oral.

Syarat Sediaan Sirup : 
1.Larutan berwarna jernih
2.Berasa manis.
3.Mengandung satu atau lebih jenis bahan obat dapat juga berupa cairan berwarna.

Keuntungan dan Kerugian Sediaan Sirup : 
1.Keuntungan
Meruoakan campuran yang homogen.
Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan.
Obat lebih mudah diabsorpsi.
Mempunyai rasa manis.
Mudah diberi bauan dan warna sehingga dapat menarik daya tarik anak.
Membantu pasien yang tidak bisa mengkonsumsi obat tablet.
2.Kerugian
Ada obat yang tidak stabil dalam larutan.
Volume dan bentuk larutan lebih besar dan ada yang sukar ditutupi rasa dan baunya.

Dosis dan Jumlah Perkemasan
Sirup
Dosis Dalam Literatur
Umumnya dosis oral adalah 0,5 g sampai 1g setiap 4 sampai 6 jam maksimum 4 g /hari.Dosis oral untuk anak-anak antara lain :
3 bulan sampai 1 tahun :60 mg-120mg
1 tahun sampai 5 tahun : 230mg-250mg
6 bulan sampai 12 tahun 250mg-500mg
Dosis bisa diberikan 4-6 jam ketika sakit maksimum 4 dosis dalam 24 jam (Martindale 32th ed.page 110).
Konsumen yang ditinjau anak-anak usia 1-5tahun.
Alasan : Pada anak usia 1-5 tahun lebih mudah meminum obat dalam bentuk larutan sirup yang punya rasa manis,warna dan bau yang menarik disbanding sediaan lainnya,misalnya tablet.
Dosis Pemakaian
1 kali pemakaian = anak-anak 120 mg-350mg
Lama pengobatan 3 hari
Kandungan paracetamol dalam 1 sendok takar 5 ml mengandung 120 mg paracetamol (120mg/5ml).

Alasan = Dosis sekali pakai 120 mg paracetamol dalam 1 sendok takar 5 ml masuk dalam tentang dosis usia 1-5 tahun,sehingga takaran sesuai dan efisien dalam membeli/pembelian kami tidak memilih dosis 250mg/5ml dikarenakan dalam tiap takaran memiliki konsentrasi yang cukup besar sehingga rasanya menjadi lebih pahit.Hal ini ditinjau dari segi kenyamanan pasien.Selain itu dosis 250 mg memerlukan pelarut yang banyak agar bisa melarutkan paracetamol.

Anak usia 1-5 tahun
Dosis sekali pemakain = 1-2 sendok takar (120mg/5ml)
1 hari = (5ml-10ml) x 4 = 20ml-40ml.
3 hari = (20ml-40 ml) x 3= 60 ml-120ml.

Digunakan kemasan terkecil 60ml.Kemasan terbesar 120ml.
Alasan : Karena lebih efektif dan efisien untuk semua konsumen yang dibuat lebih efektif dengan kemasan60ml karena mempertimbangkan jumlah pemakaian utuk 3 hari.Kemasan 60 ml dan 120ml cukup untuk volume sirup yang dikonsumsi.

Drop
Perhitungan dosis

Dosis oral paracetamol pada anak: 
0-3 bulan = 30mg-60mg
3-6 bulan = 60 mg-90 mg
6 bulan-1tahun= 80mg-120mg
Dosis tersebut diberikan setiap 4 jam bila perlu diberi 4kali sehari.

Konsumen yang dituju = anak-anak usia 0-1tahun.

Alasan = pada anak-anak usia 0 tahun- 1 tahun lebih mudah meminum obat dalam bentuk sediaan drop karena anak-anak pada usia tersebut masih susah jika diberi obat melalui sendok takar (sirup) maupun dalam bentuk tablet.

Kandungan parasetamol dalam 1 pipet drop 0,6 ml mengandung 60mg parasetamol (60mg/0,6ml)

Alasan = Dosis sekali pakai 60mg/0,6 ml masuk dalam rentang dosis usia 0 tahun-1 tahun,sehingga takaran sesuai dan efisien untuk pemberian.

Volume yang dibutuhkan

Anak usia 0-3bulan
Dosis sekali pemakaian 30-60 mg (1/2 – 1 tetes) = 0,3 ml – 0,6 ml
1 hari = (0,3 ml – 0,6 ml) x 3 = 0,9ml-1,8 ml
3 hari = (0,9ml-1,8 ml) x 3 = 2,7 ml-5,4 ml

Anak Usia 3-6 bulan
Dosis sekali pemakaian 30-60 mg (1/2 – 1 tetes) = 0,3 ml – 0,6 ml
1 hari = (0,6 ml – 0,9 ml) x 3 = 2,4 ml-3,2 ml
3 hari = (2,4 ml-3,2 ml) x 3 = 7,2 ml-9,6ml
Anak Usia 6-12 bulan
Dosis sekali pakai = 80 mg-120 mg = 0,8ml-1,2 ml
1 hari = (= 0,8ml-1,2 ml) x 3 = 2,4 ml-3,6 ml
3 hari = (2,4 ml-3,6 ml) x 3 = 7,2 ml-10,8 ml



BAB IV

Rancangan Spesifikasi Sediaan 
Bentuk sediaan Sirup (larutan)
Kadar bahan aktif 90 % - 110 %
Dosis 120 mg / 5ml 
pH sediaan 5,5 
Kemasan terkeecil 60 ml
Warna Merah 
Bau Strawberry 
Rasa Strawberry 
Wadah penyimpanan Botol kaca warna coklat
Usia pasien (1-2) tahun


BAB V
FORMULASI

5.1. Formula baku
Aceetaminophen Elixir (Elixir Acetaminophen (elixir paracetamol))
Komposisi : tiap 5 ml mengandung
Acetaminophenum                120 mg 
Glycerolum 2,5  ml 
Propylenglicol 500 µl
Sorbitol solutio70 % 1,25 ml
Aethonolum 500 µl
Zat tambahan yang cocok secukupnya
Aquadestila hingga 5 ml

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat terlindung cahaya
Dosis : anak sampai 1 tahun 1 sendok teh, 1-5 tahun 2 sendok teh
Catatan : air dapat diganti sirop simplex 2. sediaan berkekuatan lain : 150 mg
(formulasi Nasional edisi kedua 1978 halaman 3)


BAB VI 

Formula Sirup 1
Nama Bahan Fungsi          Rentang % yang digunakan Kebutuhan (60 ml) Kebutuhan (240 ml)
Paracetamol Bahan aktif 120mg/5ml - 1,44 g 5,76 g
Propilenglikol Kosolven          10 - 25 % 25% 15,57 g 62,28 g
PEG 400 Kosolven                  15 - 25% 25% 16,80 g 67,2 g
Gliserin Kosolven                   < 50% 15% 11,36 g 45,43 g
Sakarin Pemanis                 0.02 – 0.5 % 0,1% 0,05 g 0,2 g
Nipagin Pengawet 0,015 – 0,2 % 0,1% 0,08 g 0,32 g
NaH2PO4 Dapar asam               1,40 g 5,6 g
Na2HPO4 Dapar basa                0,10 g 0,40 g
Pewarna merah Pewarna qs                     qs q.s
Perasa Strawberry Perasa qs                     qs q.s
Aqua pelarut                               13,20 g 52,81 g

Perhitungan
Perhitungan(60 ml)
Parasetamol = (120 mg)/(5 ml) x 60 ml = 1440 mg = 1,44 g
Propilenglikol = 25/100  x 60 ml = 15 ml x 1,038 g/ml = 15,57 g
PEG 400 = 25/100 x 60 ml = 15 ml x 1,120 g/ml = 16,80 g
Gliserin = 15/100 x 60 ml = 9 ml x 1,2620 g/ml = 11,36 g
Sakarin = 0,1/100 x 60 ml = 0,06 ml x 0,86 g/ml = 0,05 g
Nipagin = 0,1/100×60 ml = 0,06 ml x 1,352 g/ml =0,08 g
NaH₂PO4 = 1,40 g
Na2HPO4 = 0,10 g
Aqua = 60 ml x 1 g/ml = 60 g –(1,44+15,57+16,80+11,36+0,05+0,08+1,40+0,10)g = 13,20g

Perhitungan (240 ml)
Parasetamol = (240 ml)/(60 ml) x 1,44 g = 5,76 g
Propilenglikol =(240 ml)/(60 ml)x 15,57g  = 62,28
PEG 400 = (240 ml)/(60 ml) x 16,80 g = 67,2 g
Gliserin = (240 ml)/(60 ml) x 11,36 g = 45,432 g ~ 45,43 g
Sakarin = (240 ml)/(60 ml) x 0,05 g = 0,206 g ~ 0,2 g
Nipagin = (240 ml)/(60 ml) x 0,08 g = 0,032448 g ~ 0,32 g
NaH₂PO₄ = (240 ml)/(60 ml) x 1,40 g = 5,6 g
Na₂HPO₄ = (240 ml)/(60 ml) x 0,10 g = 0,40 g
Aqua = (240 ml)/(60 ml) x 13,20 g = 52,81 g

Perhitungan Dapar
Sediaan yang digunakan pH 6. Dapar fosfat (pada suhu 25˚C)
pKa1 = 2,12 (H3PO4)  Na3PO4
pKa2 = 7,21 (H2PO4-  )  Na2HPO4
pKa3 = 12,67 (HPO42- )  NaH2PO4
pH = pKa + log b/a
6 = 7,21 + log (Na₂HPO₄)/(NaH₂PO₄)
-1,21 = log (Na₂HPO₄)/(NaH₂PO₄)
(Na₂HPO₄)/(NaH₂PO₄) = 0,0617
Na2HPO4 = 0,0617 NaH2PO4
pKa = 7,21
Ka = 6,7 x 〖10〗^(-8)
pH = 6
[H3O+] = 〖10〗^(-6)
Jika kapasitas dapar β = 0,02
β = 2,3 . C . (Ka .  [H₃O+])/( Ka+ [H^3 O+])^2 
0,02 = 2.3 . C . ((6,17 x 〖10〗^(-8) )  .  〖10〗^(-6))/{(6,17 x 〖10〗^(-8) )+ 〖10〗^(-6) }^2 
0,02 = 2,3 . C . 0,0547
C = 0,1589
C = [garam] + [asam]
0,1589 = 0,0617 NaH2PO4 + NaH2PO4
0,1589 = 1,0617 NaH2PO4
NaH2PO4 = 0,1497 M
Na2HPO4 = C - NaH₂PO₄
Na2HPO4 = 0,1589 M – 0,1497 M = 9,2 x 〖10〗^(-3) M
Volume yang digunakan 60 ml
Na2HPO4 (garam) = V/(1000 ml) x [garam] x BM
= (60 ml)/(1000 ml) x 9,2 . 〖10〗^(-3)M x 177,99 = 0,0983 g ~ 0,10 g
NaH2PO4 (asam) = V/(1000 ml) x [asam] x BM
= (60 ml)/(1000 ml) x 0,1497 M x 156,01 = 1,4013 g ~ 1,40 g

Kelarutan
Propilenglikol = 1:9
PEG 400 = 1:7
Gliserin = 1:40
Aqua = 1:70
Propilenglikol = (15 ml)/(9 ml) x 1 g = 1,67 g
PEG 400 = (15 ml)/(7 ml) x 1 g = 2,14 g
Gliserin = (9 ml)/(40 ml) x 1 g = 0,23 g
Aqua = (13,20 ml)/(70 ml) x 1 g = 0,19 g
Total parasetamol yang bisa dilarutkan =4,23 g (dari total kelarutan semua kosolven)
Kesimpulan = Kosolven dapat melarutkan seluruh parasetamol (1,44 g)

Konstanta Dielektrik
𝜮 Sistem =((%.Kons)Propilenglikol+(%.Kons)PEG+(%.Kons)Gliserin+(%.Kons)Aqua)/100
= ((25%.32)+(25%.12,5)+(15%.43)+(65%.78,5))/100 = 68,6

Perhitungan ADI
Propilenglikol
Umur BB (kg) ADI (25 mg/kgBB)
1-5 tahun 7,85 – 14,3 196,25 – 357,5
6-12 tahun 16 – 27,65 400 – 691,25

Umur 1-5 tahun
Sehari = 4 x (5ml – 10ml) = 20ml – 40ml
 = (20 ml-40 ml)/(60 ml) x 15,57 g =5,19 g – 10,38 g
Umur 6-12 tahun
Sehari = 4 x (10 ml – 20ml) = 40ml – 80ml
= (40 ml-80 ml)/(60 ml) x 15,57g =10,38 g – 20,76 g

PEG 400
Umur BB (kg) ADI (10 mg/kgBB)
1-5 tahun 7,85 – 14,3 78,5 – 143
6-12 tahun 16 – 27,65 160 – 276,5
Umur 1-5 tahun
Sehari = 4 x (5ml – 10ml) = 20ml – 40ml
= (20 ml-40 ml)/(60 ml) x 16,80 g =5,6 g – 11,2 g
Umur 6-12 tahun
Sehari = 4 x (10ml – 20ml) = 40ml – 80ml
= (40 ml-80 ml)/(60 ml) x 16,80 g =11,2 g – 22,4 g

Gliserin
Umur BB (kg) ADI (1,0-1,5 g/kgBB)
1-5 tahun 7,85 – 14,3 (7,85 – 11,78) – (14,3 – 21,43)
6-12 tahun 16 – 27,65 (16 – 24) – (27,65 – 41,48)

Umur 1-5 tahun
Sehari = 4 x (5ml – 10ml)= 20ml – 40ml
= (20 ml-40 ml)/(60 ml) x 11,36 g =3,79 g – 7,57 g 
Umur 6-12 tahun
Sehari = 4 x (10ml – 20ml) = 40ml – 80ml
= (40 ml-80 ml)/(60 ml) x 11,36 =7,5733 g –15,1467 g

Sakarin
Umur BB (kg) ADI (2,5 mg/kgBB)
1-5 tahun 7,85 – 14,3 19,63 – 35,75
6-12 tahun 16 – 27,65 40 – 69,13

Umur 1-5 tahun
Sehari = 4 x (5ml – 10ml) = 20ml – 40ml
= (20 ml-40 ml)/(60 ml) x 0,05 g = 0,02 g – 0,03 g
Umur 6-12 tahun
Sehari = 4 x (10ml – 20ml) = 40ml – 80ml
= (40 ml-80 ml)/(60 ml) x 0,05 g = 0,03 g – 0,07 g

Nipagin
Umur BB (kg) ADI (10 mg/kgBB)
1-5 tahun 7,85 – 14,3 78,5 – 14,3
6-12 tahun 16 – 27,65 160 – 276,5

Umur 1-5 tahun
Sehari = 4 x (5ml – 10ml) = 20ml – 40ml
= (20 ml-40 ml)/(60 ml) x 0,08 g = 0,03 g – 0,05 g
Umur 6-12 tahun
Sehari = 4 x (10ml – 20ml) = 40ml – 80ml
= (40 ml-80 ml)/(60 ml) x 0,08 g = 0,05 g – 0,11 g

Perhitungan Expired Date
Parasetamol pada pH 6  t1/2 = 21,8
log K = 2,303/t x log (C₀)/Ct
log K = 2,303/21,8 x log 1/0,5
log K = 0,1056 x log 2
log K = 0,0318
log K = 2,303/t x log (C₀)/Ct
0,0318 = = 2,303/(t₉₀) x log 1/0,9
T90= 3,3138 tahun

Bagan Alir Prosedur Pembuatan Syrup 
Kalibrasi botol 240 ml

Timbang PEG 400 67,2 g; Propilenglikol 62,28 g; gliserin 45,43 g; dan parasetamol 5,76 g

Masukkan PEG 400, propilenglikol, dan gliserin ke dalam beaker glass, aduk ad larut

Masukkan parasetamol ke dalam beaker glass, aduk ad larut ( Campuran 1 )

Timbang sakarin 0,2 g; Na2HPO4 0,40 g; NaH2PO4 5,6 g, Nipagin 0,32g

Masukkan ke dalam beaker glass, tambahkan aquadest ad larut ( Campuran 2 )

Masukkan campuran 2 ke dalam campuran 1, aduk ad larut

Tambahkan pewarna merah 1 tetes, dan perasa strawberry 2 tetes, aduk ad homogen

Masukkan larutan ke dalam botol, tambahkan aquadest ad 240 ml

Ambil larutan sebanyak 60 ml, masukkan ke dalam botol syrup

Tutup botol, masukkan ke dalam kemasan
Uraian Prosedur Produksi
Kalibrasi botol 240 ml dengan aquadest 
Timbang PEG 400 67,2 g; Propilenglikol 62,28 g; gliserin 45,43 g; dan parasetamol 5,76 g
Masukkan PEG 400, propilenglikol, dan gliserin ke dalam beaker glass, aduk ad larut
Masukkan parasetamol ke dalam beaker glass, aduk ad larut ( Campuran 1 )
Timbang sakarin 0,2 g; Na2HPO4 0,40 g; NaH2PO4 5,6 g, nipagin 0,32 g
Masukkan ke dalam beaker glass, tambahkan aquadest ad larut ( Campuran 2 )
Masukkan campuran 2 ke dalam campuran 1, aduk ad larut
Tambahkan pewarna merah 1 tetes, dan perasa strawberry 2 tetes, aduk ad homogen
Masukkan larutan ke dalam botol, tambahkan aquadest ad 240 ml
Ambil larutan sebanyak 60ml, masukkan ke dalam botol syrup
Tutup botol, masukkan ke dalam kemasan 

Hasil Evaluasi Sirup
Evaluasi Organoleptis
Warna : merah
Rasa : pahit agak manis
Bau : Wangi strawberry
Kejernihan : Jernih

Pemeriksaan viskositas
Sediaan Kecepatan Faktor koreksi Hasil kecepatan Kali faktor koreksi Hasil
Sirup (1) 12 5 2 5 7,5 cps
Sirup (2) 12 5 2 5 7,5 cps
Sirup (3) 12 5 2 5 7,5 cps
Rata-rata viskositas sirup = 7,5 cps

Pemeriksaan pH
Hasil pemeriksaan pH dari sediaan sirup adalah 6,12 ( rentang 5,5 – 6,5 )

Pemeriksaan BJ
Hasil pemeriksaan BJ dari sediaan sirup adalah 1,11 g/ml.
Dengan perhitungan sebagai berikut :
Piknometer kosong : 33,72 g
Piknometer berisi aquadest : 58,05 g
Piknometer berisi sirup 1 : 60,74 g
Piknometer berisi sirup 2 : 60,80 g
Piknometer berisi sirup 3 : 60,81 g
Perhitungan Bj :
Sirup 1 : (60,74 – 33,72)/24,33 = 1,11 g/ml
Sirup 2 : (60,80 – 33,72)/24,33 = 1,11 g/ml
Sirup 3 : (60,81 – 33,72)/24,33 = 1,11 g/ml

Perbandingan Data Seluruh Kelompok (Sirup)
I II III IV V VI
Organoleptis B : Anggur
W : Ungu
R : Manis B : Leci
W : Biru
R : Manis kepahitan B : Strawberry
W : Merah muda
R : Manis B : Strawberry
W : Pink
R : Pahit ke manis B : Jeruk keprok
W : Kuning
R : Agak pahit B : Strawberry
W : Merah muda
R : Manis agak pahit
pH 5,71 5,65 5,89 6,12 9,85 5,30
BJ 1,15 g/cm3 1,18 g/cm3 1,09 g/cm3 1,11 g/cm3 1,10 g/cm3 1,17 g/cm3
Viskositas 8,67 cps 11 cps 5 cps 7,5 cps 6,3 cps 5 cps

Perbandingan Data Seluruh Kelompok (Drop)
I II III IV V VI
Organoleptis B : Anggur
W : Ungu
R : Manis B : Melon
W : Hijau
R : Manis kepahitan B : Anggur
W : Ungu
R : Manis B : Anggur
W : Ungu
R : Manis ke pahit B : Strawberry
W : Pink
R : Pahit B : Jeruk
W : Kuning
R :Pahit
pH 5,80 5,54 6,96 6,10 5,63 5,53
BJ 1,15 g/cm3 1,17 g/cm3 1,11 g/cm3 1,12 g/cm3 1,13 g/cm3 1,14 g/cm3
Viskositas 14,17 cps 11,33 cps 7,5 cps 10 cps 9,7 cps 7,5 cps



BAB VII
RANCANGAN EVALUASI

Parameter Evaluasi
Organoleptis
Bau :
Rasa :
Warna :

Uji Berat Jenis
Alat : Piknometer
Persyaratan :
Prosedur :
Gunakan alat piknometer yang telah dibersihkan dan dalam keadaan kering
Ditimbang piknometer yang suhunya sudah diatur 20o C
Kemudian isi piknometer tadi dengan aquadest hingga terisi penuh, atur lagi suhunya sampai 20o C, kemudian timbang
Buang air dalam piknometer, kemudian isi piknometer dengan larutan sirup/drop, atur suhu sampai 20o C, kemudian ditimbang, ulangi sebanyak 3 kali pada masing masing larutan sirup/drop
Setelah ditimbang semuanya, hitung bj masing masing dan kemudian hitung rata-rata

Penetapan pH
Alat : pH meter
Persyaratan :
Prosedur :
Bilas pH meter dengan aquadest
Nyalakan pH meter
Masukan larutan sirup/drop dalam beaker glass sebanyak 80 ml
Celupkan elektroda gelas kedalam larutan yang ada dalam beaker glass untuk mengetahui pH      sediaan yang diukur
Tekan tombol pH pada alat pH meter
Catat angka pH yang muncul

Pemeriksaan Viskositas
Alat : Viskometer Brookfield (spindle: 61, factor koreksi: 5)
Persyaratan :
Prosedur :
Siapkan alat viscometer Brookfield
Masukan sirup/drop ke dalam beaker glass
Pasang alat dan masukan spindle dalam sirup/drop yang ada di beaker glass
Pilih pengatur kecepatan, amati jarum penunjuk pada saat konstan
Catat angka yang ditunjuk jarum penunjuk, hitung viskositasnya
BAB VIII
RANCANGAN KEMASAN PRODUK
Kemasan Primer
Nama obat jadi
Netto
Komposisi

Nama industri farmasi
Nomor pendaftaran
Nomor batch
Tanggal kadaluarsa
Cara penyimpanan
Alamat industri farmasi
Lingkaran tanda golongan obat

Kemasan Sekunder
Nama obat jadi
Netto
Komposisi
Nama industri farmasi
Alamat industri farmasi
Nomor batch
Nomor pendaftaran
Tanggal kadaluarsa
Cara penyimpanan
Lingkaran tanda golongan obat

Brosur
Nama obat jadi
Nama industri farmasi 
Nomor pendaftaran
Nomor batch
Netto
Komposisi
Alamat industry farmasi
Dosis
Cara penggunaan
Indikasi dan kontraindikasi
Efek samping
Interaksi obat
Peringatan
Cara penyimpanan



BAB IX
PEMBAHASAN

Pada praktikum ini, dibuat sediaan sirup parasetamol 240 ml. Kemudian dilakukan evaluasi hasil meliputi Organoleptis (bau, rasa, warna, dan kejernihan). Pada bab persyaratan telah dijelaskan bahwa suatu larutan yang baik harus memilikiwarna larutan yang jernih, rasa manis, dan mengandung satu atau lebih jenis bahan obat yang terlarut homogen di dalam larutan. Hasil evaluasi organoleptis pada sediaan kami, didapatkan larutan yang berwarna merah jernih, dengan rasa strawberry yang pahit sedikit manis, dan wangi buah strawberry. Hasil evaluasi organoleptis tersebut telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Evaluasi yang kedua yaitu evaluasi viskositas. Pemeriksaan viskositas dilakukan dengan menggunakan alat viskometer brook field. Hasil sediaan sirup dilakukan pemeriksaan viskositas dengan melakukan pengulangan 3 kali. Dan ketiganya didapatkan hasil viskositas yang sama yaitu 7,5 cps. Sehingga rata-rata yang didapat yaitu 7,5 cps. Dimana persyaratan viskositas suatu larutan yaitu pada rentang 10-20 cps. Sehingga dari hasil pemeriksaan viskositas tersebut dapat dikatakan bahwa viskositas sediaan sirup parasetamol kami tidak memenuhi persyaratan.Diketahui bahwa viskositas adalah ukuran kekentalan suatu larutan. Faktor yang menyebabkan tidak sesuainya viskositas adalah terlalu banyak pelarut air yang terdapat pada sediaan sirup parasetamol kami. Evaluasi yang ketiga yaitu evaluasi pH. Dari pemeriksaan pH yang telah dilakukan, didapatkan hasil pH yang ditunjukkan pada alat pH meter sebesar 6,12. Dimana rentang persyaratan pH adalah 5,5-6,5. Sehingga dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa pH sediaan sirup parasetamol telah memenuhi persyaratan karena masuk pada rentang pH. Evaluasi yang terakhir yaitu evaluasi bobot jenis (bj). Pemeriksaan bj dilakukan dengan menggunakan alat piknometer. Hasil sediaan sirup dilakukan dengan cara menyiapkan piknometer dengan suhu 20 derajat celcius, lalu ditimbang bobot piknometer kosong, lalu menimbang bobot piknometer yang telah diisi dengan aquadest. Selanjutnya ditimbang piknometer yang berisi sediaan drop, dengan melakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Selanjutnya dihitung nilai bj sesuai dengan rumus. Dan ketiganya didapatkan hasil yang sama yaitu 1,11 g/ml.  Dimana persyaratan bj suatu larutan yaitu lebih dari 1,2 g/ml. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa bobot jenis (bj) sediaan drop kami tidak memenuhi persyaratan. Diketahui bahwa bobot jenis (bj) adalah perbandingan antara bobot zat dibanding dengan volume zat pada suhu tertentu. Ada beberapa faktor yang menyebabkan tidak sesuainya bj sediaan sirup tersebut. Yaitu hilangnya sebagian bobot bahan aktif pada saat pembuatan sediaan, yaitu ketika memasukkan kedalam beaker. Sehingga bobotnya berkurang dari yang telah ditentukan. 
Pada hasil data evaluasi seluruh kelompok, organoleptis sediaan drop pada setiap kelompok memiliki bau, warna dan rasa yang sama seperti saat awal pembuatan. Kemudian untuk nilai pH pada seluruh kelompok memasuki rentang persyaratan dimana rentang pH pada sediaan larutan adalah 5-7. Persyaratan bobot jenis (BJ) untuk sediaan larutan parasetamol yaitu 1,2 g/cm3 , sehingga hasil nilai bobot jenis (BJ) sediaan yang diperoleh seluruh kelompok tidak sesuai dengan persyaratan, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kesalahan praktikan dalam pembuatan sediaan drop. Persyaratan evaluasi viskositas sediaan drop yaitu 10-20 cps, dari data hasil setiap kelompok diketahui bahwa pada kelompok 1,2,4 memiliki viskositas yang sesuai dengan persyaratan, sedangkan pada kelompok 3, 5, 6 memiliki viskositas yang tidak sesuai dengan persyaratan karena hasil yang didapat tidak memasuki rentang.

KESIMPULAN

Hasil organoleptis sediaan sirup sesuai dengan persyaratan
Hasil viskositas sediaan sirup tidak sesuai dengan persyaratan
Hasil pH sediaan sirup sesuai dengan persyaratan
Hasil bj sediaan sirup tidak sesuai dengan persyaratan
Hasil organoleptis seluruh kelompok sesuai dengan keadaan awal
Hasil evaluasi pH seluruh kelompok memenuhi persyaratan
Hasil evaluasi bj seluruh kelompok tidak memenuhi persyaratan
Hasil evaluasi viskositas yang memenuhi persyaratan adalah kelompok 1,2,4 dan yang tidak memenuhi persyaratan adalah kelompok 3,5,6









 

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI SEDIAAN LIQUIDA PEMBUATAN SEDIAAN SIRUP DAN DROP PARASETAMOL"