MEMILIH MENJADI POSESIF ATAU PROTEKTIF?

Memilih menjadi posesif atau protektif nih? Semua kembali ke kalian, karena kalian yang ngejalani guys. Jangan menyesal dengan apa yang sudah terjadi, karena waktu gak bisa diputar balik. Jangan sampai kalian kehilangan orang kalian sayangi hanya dikarenakan hal yang sebenarnya bukan menjadi big issues. 


Hi! Sharing time
Banyak yang request aku tentang topik ini. Sebenarnya aku rada bingung harus mulai darimana. Tapi patut dicoba, karena kalo flashback lagi, dulu aku juga bisa dibilang pernah mengalami fase dimana aku pernah seposesif dan seprotektif itu walau sebenarnya hubungan kami hanya sebatas teman dekat saja. Tapi itu jauh sebelum aku banyak belajar dan menyadari bahwa semuanya itu bukan hanya perihal cinta. Masih banyak hal yang perlu dipertimbangkan dan berkaitan dengan itu. Namanya juga waktu itu ya, bisa dibilang aku masih bocah yang gak tau apa-apa, taunya cuma having fun aja, yang penting aku senang, orang lain senang, tapi tanpa mikir jangka panjang imbasnya bakalan gimana. Itu aku yang dulu. Kalo sekarang, sudah ada perubahan lah karena pikiran sudah mulai terbuka, karena memang pada dasarnya kita gak boleh stuck dengan pemikiran kita sendiri, mesti harus mendengar dan belajar banyak dari orang lain juga. Mengambil banyak sudut pandang kemudian disimpulin sendiri. Rumusnya A+B=C -lol

Sebelum kita cerita banyak nih, aku masih sekedar inform aja arti kata dari posesif dan protektif menurut KBBI. Jadi.... 
Posesif adalah bersifat menjadi pemilik; mempunyai sifat cemburu
Protektif adalah bersangkutan dengan proteksi; bersifat melindungi 

Topik ini menurutku interesting aja untuk dibahas, karena secara sih masih banyak dari kita yang belum paham arti kedewasaan. Yah.. being mature enough itu gak bisa dipatok dengan usia sih, kadang ada yang udah umur 30an tapi masih kekanak-kanakan. Gak heran sih, faktor pengaruhnya banyak, terlebih dari pola pikir dan society. Banyak teman yang bertanya perihal topik yang mau dibahas nih, begitupun perihal married, duh aku aja belum nikah dong. Ngayal mulu tapi belum pernah merasakan. Haha 

Sebelum jauh nih bahasannya, kadang pernah gak sih kalian terjebak dalam hal dibawah ini :
Pikiran
Si protektif : Saya tidak ingin pacar saya membahayakan. Saya tidak ingin dia merasa sendirian
Si posesif : Saya tidak ingin pacar saya menyakiti saya. Saya gak pernah ingin sendirian

Aksi
Si protektif : Karena saya tidak ingin pasangan saya merasa sendirian, saya akan menunjukkan rasa hormat, cinta dan admirenya. Saya akan menghormati batasannya saat berada disana untuknya secara emosional, fisik, dan dengan cara apapun yang saya bisa.
Si posesif : Karena saya takut pacar saya ninggalin saya dan saya merasa tidak aman tentang value saya, saya akan decrease value pacar saya untuk mastiin dia tahu dia ada di level saya. Saya harus selalu update tentang dia, memeriksa dia, melihat semua pesan dan telpon masuk, email dan harus dapat memiliki akses ke apapun yang dia lakukan, termasuk dokumen pribadi. Saya mesti bersam terus dimanapun dia berada secara fisik dan emosional

Declare 
Si protektif : saya mencintaimu dan menghargai mu sebagai pribadi. Aku akan selalu disini untukmu.
Si posesif : Aku mencintaimu dan tidak pernah ingin kau meninggalkanku. Saya inigin anda selalu menjadi milikku.

Favor
Si protektif : Saya tidak nyaman dengan kamu ngirimi pesan ke teman cewekmu. Dia sering menggoda mu, dan tidak menghormati batasan hubungan kami. Bisa gak kamu berhenti nanggepin pesannya?
Si posesif : Saya melihat bahwa cewek itu ngirimi pesan ke facebook mu lagi. Saya menjawab dan ngatain sama dia untuk mundur, bahwa kamu itu pacar saya. Tolong jangan bicara sama orang lain lagi, aku gak suka.

Konflik
Si protektif : Tolong jangan pergi
Si posesif : Kamu gak akan pernah pergi

Konsekuensi
Si protektif : Saya dan pasangan saling percaya satu sama lain. Kami selalu disini untuk satu sama lain.
Si posesif : Saya dan pasangan selalu bersama, jadi saya tau bahwa dia itu gak loyak. Fuck! lol

Q : Dari comparing di atas, kalian termasuk yang bagian mana? si protektif atau si posesif? 

Oke lets go back!
Jadi, bagi yang belum dewasa ya, termasuk aku juga sih yang kadang masih kemakan ego sendiri. Aku jadi teringat nih masa sekolah dulu. Dulu jaman sekolah, aku tipe yang rada posesif dan seorang yang bisa dibilang pencemburu banget. Secara, aku jauh dari kata good looking, maksudnya disini ya terlihat like ordinary girl, biasa aja, nothing special. Kalo dibanding sama yang sekarang secara physically masih mending lah daripada yang dulu, karena udah puber kali ya. Kadang heran sih, banyak teman yang bilang aku manis, cantik, haha padahal kalo melihat kebelakang aku yang dulu, mau ngelirik aja kagak mau. Dulu aku old fashionable banget, bisa dibilang buruk rupalah. Teman SMA ku pada surprised juga ketika bertemu di waktu sekarang, karena aku kelihatan banyak perubahan. Mungkin karena faktor udah 5 tahunan gak ketemu ya, jadinya pasti bakal ada hal yang baru. Jadi mungkin wajar ya kalo dilihat-lihat kenapa aku dulu itu pencemburu banget, karena banyak ancaman besar *big issues disekeliling. Secara, cowok yang lagi deket sama aku pada masa itu idola banyak cewek di sekolah juga. Kadang rasa minder, kek gak pantas gitu karena aku gak cantik-cantik amat. Tapi banyak teman ku bilang kalo cinta monyet ku pada saat itu cowo idaman disekolah dan banyak yang naksir juga. Kebayang gak tuh? Pressure nya gede banget kan ya? Menghadapi banyak kompetitor tuh. 

Saking pencemburunya, kemana-kemana si doi harus ngabarin aku. Dan aku gak bisa biarin kalo si doi lama banget balas chat aku, kalo masih tetap respon, aku chat bejibun, pasti aku auto calling sampai dia merespon. Kalo kemana-mana mesti minta difotoin, cuma make sure aja kalo si doi gak lagi sama yang lain. Posesif banget gak si? Kek takut kehilangan, aku kayak orang patroli aja. Kemana-kemana si doi mesti tau sampai sedetail itu lah. Sampai kadang aku lupa diri. Alay banget aku dulu tuh. Haha

Alhamdulillahnya... Ketika aku keluar dari sifat itu, aku yakin seyakinnya bahwa being possessive itu bukan hal yang baik, malah bisa hancurin hubungan yang kalian jalani. Paling parahnya lagi bisa buat hubungan itu berakhir dengan tidak baik. Menjadi seorang posesif ya bisa dibilang salah satu tanda bahwa kalian belum bisa dikatakan dewasa, karena kalian masih belum bisa mengekspresikan apa yang kalian inginkan pada pasangan tanpa harus ada pengekangan dan pemaksaan disitu. Kita harus meyakini pun bahwa jodoh itu gak akan kemana. Kalo dia bukan jodoh, percuma juga dikekang ataupun dilarang, toh at the rest dia juga bakalan pergi dengan sendirinya. Karena dia gak tercipta buat kamu. 

Memang banyak hal sih yang buat kita pada dasarnya bisa jadi seprotektif itu dengan pasangan. Misalnya takut ditinggalin, takut dia pergi, takut semua perjuangan dan pengobanan yang udah dilakuin itu ternyata tidak memberikan hasil sesuai ekspektasi alias sia-sia, karena udah terlalu berharap sama dia, Jadi sayang kalo hubungan yang dijalin lama itu berakhir. Karena ketakutan itu, jadi kadang kita merasa harus ngejagain pasangan sebisa mungkin walaupun ya mustahil bisa sampai full 24/7. Tapi sebisa mungkin menjaga dia dan membuat dia bisa jaga jarak dengan lawan jenis. Itu stupid sih. Jikalau kalian ingin menjalin hubungan dengan orang yang paling baik versi kalian dan meyakini bahwa dia yang terbaik buat mu, seharusnya gak ada ketakutan disitu, ketakutan akan ditinggal pergi, cheating dan sebagainya karena kamu tau kalo dia itu yang terbaik buat mu. tapi kadang-kadang seperti sedia payung sebelum hujan gak sih. Kenapa mesti menjaga hal yang buruk? Kalaupun pasangan mu setia karena kekangan dari mu, ditahan, dibatasi dunianya, ya kebanggaannya dimana. Jelas lah dia setia, karena gak berteman dengan orang lain, gak ada interasi dengan orang lain, dia gak bisa nemu perubahan dari dengan kamu diluar sana, karena kamu gamau dia mencari perbandingan antara mana yang lebih baik antara kamu dan orang lain. sedangkan kamu ga bisa 24 jam monitoring dia, pasti ada dimasa dimana kamu memberikan kepercayaan atas apa yang dia lakukan pada dunianya dan berharap dia masih dan tetap setia sama kamu. Ini jadinya jatuhnya toksik banget gak sih? Mengekang pasangan. Karena kondisinya lagi gak bisa untuk dikekang, malah dikekang dan memaksa untuk melakukan hal itu. Kamu gak akan dapat kebanggaan dari itu karena dia setia dengan jalan posesif tadi, karena kesannya jadi manipulatif, seakan-akan membuat dia terlihat setia. Coba bayangin nanti pas kamu gak bisa jaga dia lagi, bukan jadi jaminan bahwa dia masih bisa setia sama kamu. Sebaliknya, kalo kamu membiarkan pasangan mu itu bebas, bebas dalam hal positif, berteman dengan siapa saja, apalagi mencari pembanding dari dirimu tapi dia masih tetap setia, itu lah kebanggaan. Should be proud of! Karena gak ada alasan buat dia untuk menghianati kamu, karena kamu udah beri dia kebebasan yang dia inginkan, memberi dunia yang luas dan disitu dia bisa berkembang tapi dia tetap milih kamu, senang gak sih? kalo dia gak milih kamu, yaudah dilepas. berarti dia bukan yang terbaik buatmu. 

Kamu ga berani melakukan itu karena kamu takut dia bakalan dapat yang lebih baik dari kamu. Jadi fokusnya, bukan menahan dia untuk tidak bertemu dengan orang lain, tapi harusnya memperbaiki diri sendiri. Kamu harus bisa jadi orang paling baik, sehingga dia itu merasa seperti dia bakalan menyesal ketika dia hendak punya rencana buat ninggalin kamu. Kalo ditanya balik ke aku jika takut ditinggal pasangan? Jawab ku ya aku gak takut, karena aku merasa sudah melakukan yang terbaik, sudah menjadi yang terbaik dan menjadi orang yang paling menyenangkan buat dia. 

Jika kita udah difase dimana kalo kita yakin kita yang terbaik buat pasangan, kita gak perlu posesif lagi. Gimana cara agar kita menjadi yang terbaik buat pasangan kita? jawabannya simple, dengan jalan memperbaiki kelemahan yang ada di dirimu sendiri, setidaknya lebih baik dari kemarinlah. Karena fokus dari suatu hubungan harus bertumbuh, kalo stuck ya gak akan berkembang, flat disitu aja. Malah menahan perkembangan di diri kalian berdua, walau terbilang aman, itu malah membahayakan, kamu gbsa jadi yang terbaik buat dia. Kalo kamu merasa kurang good looking, ya perawatan, olahraga atau hal lain. Kalo kamu kurang pintar, ya belajar. Kalo dirasa seperti pasangan ku itu kalo bicara sama orang lain asik banget tapi sama aku gak, ya mesti cari cara disitu. aku orang yang receh banget, tapi ya jokes kan bisa dipelajari pelan-pelan. 

Seperti kata dilan ya, orang yang cemburu itu karena sedang tidak percaya diri. 
Kalo kita tau itu masalah ada di kita, harusnya kita bisa menyikapi dengan bijak. Menjadi posesif itu gak baik sih, bakal buat kesehatan hubungan mu menurun, bakal buat gak nyaman untuk lanjutin hubungan, dihubunganmu yang kamunya suka marah-marah, karena orang posesif memang suka marah-marah dan suka mendominasi, ketika ada orang lain yang bisa menenangkan hati pasangan mu, ketika kamu ada cekcok, dia bakalan lari ke orang itu dan orang itu berhasil buat nenangin dia, kamu gak takut tuh? Harusnya kalo memang serius, kamu harusnya jangan posesif, tapi berusaha untuk bisa menangkan hati dia dengan treat dia lebih baik lagi. Supaya dia gak ke orang lain karena menganggap bahwa kamu itu orang yang terbaik dan paling menyenangkan buat dia. 

Gak boleh cari pembenaran lain, karena aku bicara fakta. Aku protektif bukan posesif karena aku pingin melindungi dia, harus bedain. Kalo sayang harus melindungi dia karena protektif, jangan memiliki dia seutuhnya karena orang posesif biasanya ingin memiliki seutuhnya. Harus ada kabar tiap hari. Kalo sebagai protektif harus mengingatkan, kalo posesif banyak bertanya. harus tau tempat bertanya karena perhatian bukan curgia, kenapa mesti dilanjutin suatu hubugan kalo penuh dengan curiga? Jadi kalo bertanya untuk perhatian, bukan curiga. Kalo memang sayang, dia harus ada untuk duanianya dengan bersosialisasi dengan orang lain, eh ternyata pasangan kita ini bisa jaga diri. Gak sepanjang hari bergantung sama kamu terus, ketika kamu gak ada, dia gatau harus kemana, kemudian dia bisa gak jaga diri. Kamu harus buat dia bisa jaga diri juga, bukan berarti harus selalu ada untuknya. 

Protektif bakal nuntun kamu ke jalan yang benar, posesif menuntut mu ke arah yang dia fikir itu benar. Kita lihat lagi, protektif dan posesif itu beda. protektif itu bersifat melindungi, kalo posesif hanya peduli tentang kepemilikan. Yang jadi acuan adalah masalah kepemilikan itu sendiri. Kalau protektit, kamu tidak akan menganggap cewekmu sebagai barang yang sudah kamu beli sehingga bisa kamu bawa kemana-mana. Kamu akan menghargainya dan mendahulukan keselamatannya, apa yang membuat dia bahagia. kalo posesif hanya peduli pada fakta siapa milik siapa sehingga membuatmu jadi parno atau gak. Protektif gak sampai melarang, kalo posesif itu membatasi ruang gerak kamu banget. kalo kamu sayang sama dia, maka kamu tidak akan menempatkannya pada posisi seperti dalam kandang, sebaliknya pasti akan membuat di bahagia dong. Posesif tuh kadang terlalu takut posisimu akan tergantikan padahal ketakutanmu tidak beralasan. Curiga dan menganggap dia selingkuh dibelakangmu sehingga gak sadar kamu memojokkan dan menyuruh dia mengakui hal yang tidak dilakukan, sadarlah nah, kamu itu hanya paranoid saja.

Protektif membutuhkan kepercayaan sedangkan posesif membutuhkan keraguan (sifat emotional abused). Menjadi over protective pun gak sehat ya untuk hubungan. Sekali lagi ya, posesif itu bagiku gak berkontribusi sih pada keberhasilan pada suatu hubungan, dengan cara apapun, dan pastinya lahir dari emosi negatif daripada cinta. 

End- 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MEMILIH MENJADI POSESIF ATAU PROTEKTIF?"

Posting Komentar