BERARTI PATAH HATI #Part 2
Pernah terlukis...
Dia menatapku dengan dalam dan aku hanya duduk lalu bertanya-tanya apa yang dia pikirkan. Kala itu, tak ada yang bicara, diam dalam keheningan, ketika bicara malah saling berteriak. Sekarang aku berteriak padanya, dia pun berteriak balik padaku. Artinya adalah tidak ada yang sedang mendengarkan. Bahkan, kita tidak bisa mengingat mengapa kita bisa bertengkar sehebat ini.
The point of view...
The point of view...
Kita hanya bertengkar untuk hal yang tidak berguna.
Sekali lagi, bertengkar karena hal yang tak berguna.
Menangis untuk hal yang tidak berguna.
Tapi seharusnya kita tidak berpisah karena hal yang tidak berguna ini.
Jangan karena hal yang tidak berguna ini.
Ini seharusnya tidak bisa di compare dengan besar cinta kasih yang sudah dibangun selama ini.
Semua orang paham ketika berada dalam relationship, masalah datang menghampiri silih berganti, tapi sayang, is there any chances? Karena aku tidak mungkin mengabaikan rasa sakit ini. Aku tidak bisa tidur nyenyak, tidak bisa makan saat marah denganmu. Bahkan, kini aku terkapar tak berguna, menunggu miracle but it wont happen. Ternyata, rasanya bisa sesakit ini.
Semua orang pasti kecewa jika saling menuduh apalagi menanyakan sesuatu yang kamu sudah tahu jawabannya. Kita tengkar sayang, padahal endingnya kita sama-sama kalah. Seharusnya tidak seperti ini adanya. Harusnya bisa mengusahakan hubungan ini. Kita terjatuh dalam ruang ini, dimana kamu tak mau mengalah dan akupun juga. Jadi apa yang harus diperbuat sekarang?
Malam ini hujan... Ternyata aku tidak menangis sendiri, seakan langit pun ikut menangis. Ku saksikan! Ku raih tetes air mata ditanganku, hanya kebungkaman yang berakhir. It really looks like we never get the chance. Apakah kamu harus membuatku merasa... seolah there is nothing left for me? Kamu boleh ambil semua yang ku punya, hancurkan diriku sesukamu, seperti layaknya kaca yang kau lempar kemudian pecah, layaknya kertas yang kau sobek dengan mudahnya. Runtuhkan apa yang bisa diruntuhkan. Terlihat seperti senang melihatku terluka dibawah penderitaan. Hampir seluruhnya cerai-berai (feeling devastated), hampir tidak bersisa. Namun aku mencoba untuk berdiri tegap, seolah semuanya under control.
Heran... Aku masih hidup tapi aku merasa hampir tidak bernafas sometimes. Hanya berdoa kepada Tuhan yang kadang masih menimbulkan tanda tanya. Karena aku punya waktu, sementara dia mendapat kebebasan. Karena saat patah hati, tidak ada yang tidak impas. Hari-hari terbaiknya akan menjadi hal terburukku. Sementara aku terbangun, dia tidak kesulitan tidur, karena ketika patah hati, tidak, tidak ada impas, bahkan tidak.
Tunggu dulu, banyak orang mengatakan hal buruk bisa terjadi karena suatu alasan. Tapi bagiku, tidak ada kata bijak yang akan menghentikan sakitnya. Karena apa? Dia move saat aku masih berduka. Ini lebih dari sekedar hal biasa, melainkan luar biasa. Di hari-hari yang gila ini, sulit untuk bisa berpikir jernih, otak macet. Gambarnya terus mencuat di otakku, hingga sulit ku terlelap, bagai mimpi buruk. Menunggu telponku berdering.... Still waiting... but afraid to pick it up. So weird!
Kini aku berada di situasi paling sulit, sedikit masalah datang, bergolak tak hentinya, count it like 5 menit..10 menit.. bahkan berjam berlalu sudah, ingin melupakan, tapi aku berapi-api. I've been waiting whole days. Can we finish what we started? Pikiran dan hati bentrok. Marah dengan diri sendiri. Sebenarnya inginnya apa?
Bagaimana rasanya...
Sungguh seperti waktu yang lama, sungguh terlalu biadab, tanpa sepatah kata, cepat berlari tanpa orientasi, hanya untuk mencari keheningan/ketenangan, tapi tak ku dapatkan. Pikiran semakin kalut. Sudah cukup, mungkin aku hanya ragu.
Look at me, kenapa kita layaknya strangers ketika semuanya terasa mulai grew up stronger, mengapa bisa melanjutkan semuanya tanpa aku? Pikiran tidak ada habis-habisnya. Sorry to say this, kelemahanku bisa jadi pengantara hatimu sakit. Di malam hari, doa ku panjatkan pada yang Kuasa, semoga wajah mu segera memudar, walau tidak mungkin.
Ini tahun yang sulit, percaya padaku. Ini adalah tahun tanpa cinta, aku tipe orang dengan banyak ketakutan. Tolong beritahu apa yang kau lihat, im not fake. Apakah semua mimpi ku tidak pernah berarti satu pun? Apakah kebahagiaan hanya ternilai dengan barang? Aku harap bisa hapus semuanya, agar kamu bisa percaya padaku. Tapi... Im kinda liar, isnt it?
Tangis.. cepat usai.
Tolong diri ini harus tau diri.
To be continued...
"Semua ini hanya karena hal yang tidak berguna"
Malam ini hujan... Ternyata aku tidak menangis sendiri, seakan langit pun ikut menangis. Ku saksikan! Ku raih tetes air mata ditanganku, hanya kebungkaman yang berakhir. It really looks like we never get the chance. Apakah kamu harus membuatku merasa... seolah there is nothing left for me? Kamu boleh ambil semua yang ku punya, hancurkan diriku sesukamu, seperti layaknya kaca yang kau lempar kemudian pecah, layaknya kertas yang kau sobek dengan mudahnya. Runtuhkan apa yang bisa diruntuhkan. Terlihat seperti senang melihatku terluka dibawah penderitaan. Hampir seluruhnya cerai-berai (feeling devastated), hampir tidak bersisa. Namun aku mencoba untuk berdiri tegap, seolah semuanya under control.
Heran... Aku masih hidup tapi aku merasa hampir tidak bernafas sometimes. Hanya berdoa kepada Tuhan yang kadang masih menimbulkan tanda tanya. Karena aku punya waktu, sementara dia mendapat kebebasan. Karena saat patah hati, tidak ada yang tidak impas. Hari-hari terbaiknya akan menjadi hal terburukku. Sementara aku terbangun, dia tidak kesulitan tidur, karena ketika patah hati, tidak, tidak ada impas, bahkan tidak.
What am I suppose to do? Bila bagian terbaik ku selalu mengacu padamu
What am I suppose to say? Saat aku tersedak dan ternyata kau baik-baik saja
Merasa jatuh berkeping-keping, jatuh tanpa parasut.
Tunggu dulu, banyak orang mengatakan hal buruk bisa terjadi karena suatu alasan. Tapi bagiku, tidak ada kata bijak yang akan menghentikan sakitnya. Karena apa? Dia move saat aku masih berduka. Ini lebih dari sekedar hal biasa, melainkan luar biasa. Di hari-hari yang gila ini, sulit untuk bisa berpikir jernih, otak macet. Gambarnya terus mencuat di otakku, hingga sulit ku terlelap, bagai mimpi buruk. Menunggu telponku berdering.... Still waiting... but afraid to pick it up. So weird!
Kini aku berada di situasi paling sulit, sedikit masalah datang, bergolak tak hentinya, count it like 5 menit..10 menit.. bahkan berjam berlalu sudah, ingin melupakan, tapi aku berapi-api. I've been waiting whole days. Can we finish what we started? Pikiran dan hati bentrok. Marah dengan diri sendiri. Sebenarnya inginnya apa?
Bagaimana rasanya...
Ketika sudah berusaha yang terbaik, alhasil tidak berhasil
Mendapat yang diinginkan tapi sebenarnya bukan yang dibutuhin
Merasa lelah banget, tapi gak bisa tidur
Air mata mengalir tak ada habisnya ketika kehilangan sesuatu yang berharga
Mencintai seseorang namun sia-sia
Terlalu cinta, then find its hard to let it go
Malangnya...
Sungguh seperti waktu yang lama, sungguh terlalu biadab, tanpa sepatah kata, cepat berlari tanpa orientasi, hanya untuk mencari keheningan/ketenangan, tapi tak ku dapatkan. Pikiran semakin kalut. Sudah cukup, mungkin aku hanya ragu.
Look at me, kenapa kita layaknya strangers ketika semuanya terasa mulai grew up stronger, mengapa bisa melanjutkan semuanya tanpa aku? Pikiran tidak ada habis-habisnya. Sorry to say this, kelemahanku bisa jadi pengantara hatimu sakit. Di malam hari, doa ku panjatkan pada yang Kuasa, semoga wajah mu segera memudar, walau tidak mungkin.
Ini tahun yang sulit, percaya padaku. Ini adalah tahun tanpa cinta, aku tipe orang dengan banyak ketakutan. Tolong beritahu apa yang kau lihat, im not fake. Apakah semua mimpi ku tidak pernah berarti satu pun? Apakah kebahagiaan hanya ternilai dengan barang? Aku harap bisa hapus semuanya, agar kamu bisa percaya padaku. Tapi... Im kinda liar, isnt it?
Tangis.. cepat usai.
Tolong diri ini harus tau diri.
To be continued...
0 Response to "BERARTI PATAH HATI #Part 2 "
Posting Komentar