Mono-Polyamorous #Part 1

Definisi Monogamous : Menurut KBBI, monogamous adalah sistem yang hanya memperbolehkan seorang laki-laki mempunyai satu istri pada jangka waktu tertentu.

Definisi Polyamorous : Menurut KBBI, polyamorous adalah sistem perkawinan yang salah satu pihak memiliki atau mengawini beberapa lawan jenisnya dalam waktu yang bersamaan.

Jika kita menilik definisi menurut KBBI, pasti hal pertama yang terpikirkan adalah "mengerikan, thats not such my type". Polyamorous bagiku pribadi bukan sesuatu hal yang rendah atau we can say it bad. Mungkin kita tidak melihat banyak opsi lain atau tidak pernah explore more about sistem/model yang ada di masyarakat/komunitas. Btw aku bukan tipe orang yang 100% gak percaya pada polyamorous side. Faktanya, punya kesempatan untuk bener-bener eksplor kedua sisi pastinya bisa memberikan pemahaman lebih, membuka pikiran dengan menerima banyak sudut pandang/perspektif, apresiasi untuk keduanya dan juga memahami limitasi dari keduanya. There's good a reason in both side. Tapi, aku yakin dari dua sisi bisa saja saling menyalahkan, but lets start to discuss about it. 

Cara pandang saya terkait polyamorous adalah lebih dari sekedar perihal seksualitas. Bukan hanya terkait seks, tetapi saya melihat dari sisi lain dan lebih mendalam terkait the meaning of it. Hal yang paling sederhana yang bisa menggambarkan whats on my mind adalah "okay, aku bisa melihat kecantikan, keindahan (true beauty creatures), rasa kagum pada seseorang dan kualitas cinta yang bahkan gak terbatas pada banyak orang jika aku mengenali diri sendiri pada orang lain. Make sense? Sama layaknya dengan kita gak hanya sayang dengan satu anak kecil, tapi bisa saja sayang dengan banyak anak kecil, right? Kita gak mungkin hanya suka dengan satu teman atau hanya dengan satu pekerjaan misalnya, kita mungkin saja punya pekerjaan lebih dari satu. 

Baru-baru ini, marak banget kasus perceraian yang sering diekspos media, bahkan ada yang kemudian menikah kembali (remarried), okay let says; ini pernikahan yang kesekian kalinya, pernah gak berpikir bagaimana hal itu bisa terjadi dan berhasil? Itu bahkan contoh kecil dari gambaran polyamory dari waktu ke waktu actually. Seakan, ini adalah siklus yang gak ada ujungnya, gak ada endingnya, ketika kalian mesti jujur pada diri sendiri bahwa fact kalian menjalani multipe relationships walaupun dengan status atau tidak. 

Tapi disisi lain dari banyaknya pernikahan yang gagal karena faktor-faktor lain misalnya, tetapi dalam waktu yang bersamaan, aku merasa bahwa banyak orang mungkin gak mencari solusi atau bahkan gak berusaha lebih bahwasanya mereka harus melakukannya lebih, untuk menyelamatkan hubungan mereka. Pernah denger gak "Sometimes we need to sacrifices some to get some". Jika mungkin seseorang bisa rela atau berkorban untuk mencoba dan melakukan yang terbaik yang bisa mereka berikan, mencoba yang terbaik untuk pasangan kalian, probabilitas berhasil pasti ada, at the end, kalian bisa safe the relationship/marriage yang bahkan udah dijalani bertahun lamanya. You cant really know till you try!

Jika kita melihat dari 2 sisi diatas, monogamous mungkin bisa mengatakan bahwa para polyamorous menggunakan istilah "CERAI" sebagai alasan bahwa mereka adalah polyamorous. Sebaliknya, mungkin para polyamorous bakal nyerang monogamous balik bahwa mayoritas para monogamous berpikir bahwa polyamory hanya sebatas tentang seks dan tidak lebih bahkan tidak ada hal positif dari situ, padahal nyatanya tidak seburuk itu. 

Muncul pertanyaan nih, kira-kira bisa adil gak kalo menjalani relationship dengan lebih dari satu orang? 

Mungkin disini bisa dibilang polyamory kinda open relationship, maksudnya adalah para polyamory punya partner primer, primer disini bisa diartikan sebagai pasangan yang diseriusin, tinggal bareng, lebih banyak ngeluangin waktu bareng, sharing bills? atau bahkan sampai ke urusan intim/keluarga. Sedangkan partner yang lain itu hanya sebatas teman jalan misalnya, punya kesamaan hobi atau interest. Ada cara mengkompartemen itu semua, semua kembali kepada individu yang menjalani. Layaknya gaya hubungan monogamous, tidak ada pernikahan atau relationship yang terasa sama kan? Bahwasanya apa yang kalian buat atau yang sudah kalian bangun dengan seseorang, itulah batasan yang kalian inginkan. Pastinya yang menjalani itu semua adalah kalian, bukan hubungan orang lain. 

Jika dibilang if Im in love or not, it could be yes. Aku memikirkan seseorang atau sesuatu diluar dari diriku. Setelah pisah, belajar dari hubungan monogamous saya yang terakhir, motto hidup saya salah satunya untuk saat ini adalah menemukan cinta dengan diri saya sendiri dan mencintai diri saya sendiri. Tapi, bukan berarti saya tidak mendapatkan hal itu ketika saya dalam status in relationship. Sepanjang perjalanan hubungan saya as in relationship, tentu saja saya menemukan banyak cinta dan kasih sayang untuk diri saya sendiri, my ex-partner mengajarkan aku banyak hal. Aku rasa bahwa poin inti dalam suatu hubungan adalah ketika kita sangat mencintai seseorang, kemudian kita bisa belajar dari pasangan kita dan sebaliknya pasangan kita melakukan hal yang sama, kemudian kalian tumbuh dan develop bareng secara fisik dan mentality, bukankah itu hal yang indah? Seseorang yang menerima kamu apa adanya, mengatakan hal indah misalnya "You look great, keep on that", compliment semacam itu secara tidak langsung mencerminkan it allows me untuk mencintai diri sendiri lebih dan lebih. Itu hal yang bisa aku terima dan itu keputusanku, gak ada yang namanya "kamu gak boleh lakuin ini itu" atau "hal itu bad banget". Ya tetap jadi dirimu sendiri dan ayo bicarain baik-baik. Itu sih open relationship yang aku anut. 

Before, I was as monogamous, yap selama menjalani hubungan, masih sangat sayang, its like i love him more everyday.

Apakah para polyamorous gak cemburu? Karena beberapa orang merasa as monogamous, itu salah satu alasan utama kenapa mereka gak mampu ngelakuin as polyamory did. Karena mereka sama sekali gak bisa share their partner dengan orang lain. "Aku bersamamu dan begitupun partner ku dengan aku". Bagiku, ini terkesan strict sih, its like kita jalani dan tumbuh bersama, kalo kamu gak mau bareng aku lagi, kamu ingin eksplor hal lain, eksplor aja, tetapi kamu sendiri. Ini terdengar crazy sih, hanya karena beberapa perbedaan aspek dalam kehidupan kita. Sebenarnya rasa cemburu itu gak bisa dikontrol sih. Itu bukan atribut yang bisa dibanggakan untuk di publish. Kalo dalam pekerjaan, kita gak bisa menjadi cemburuan di kantor atau dalam keluarga misalnya, karena kita gak bisa function well. Apakah ini artinya kita bisa menjadi orang yang tidak bisa berada di tempat lain? Kecemburuan hanya berakar pada kenyataan bahwa kita benar-benar intim, dimana kita telah membuat komitmen satu sama lain, cemburu manusiawi, its beautiful in the way it is. 

Monogamous adalah pilihan praktis, pertimbangan pertama secara seks lebih aman, itu mungkin terlihat tampak lebih simple/sederhana, banyak sekali set of rules yang udah dibuat dan jika merasa comfortable untuk mereka, its easy. Sekali lagi, monogamy mungkin tampak dari luar lebih mudah, padahal nyatanya sulit, bayangin bersama dengan pasangan selama 5 tahun atau lebih misalnya. Terkadang sangat sulit untuk menemukan cara untuk mencintai pasangan for truly who they are, menerima sisi baik maupun sisi buruknya pasangan dan tidak berpikir untuk memerlukan dan memiliki orang lain yang bisa dihubungi ketika kita ingin menemukan sesuatu yang baru. Kita mesti menemukannya di relationship yang kita jalani. Kita mesti menemukan cara untuk membumbui hubungan (spice the things up) dan cara membuat pembicaraan dimana kalian tau segalanya satu sama lain. Jika kita berbicara mengapa kita gak punya satu teman aja, kenapa banyak? Teman di facebook melebihi 5000 orang, teman di whatsapp, instagram atau sosmed lain lebih dari 20 orang. Karena kita gak semerta-merta membangun koneksi kuat dengan mereka as friends. Dengan pasangan, pastinya kita membangun koneksi yang kuat karena pasangan kita mesti tau semuanya dan every single thing will be, karena ada perbedaan level pertemanan. Sama ketika kalian dalam suatu relationship dengan pasangan kalian, kalian eksplor banyak hal dengan banyak aspek yang berbeda, kalian move in together. 

You know you'll see what everyone does like day to night, and u'll get to know everything 'bout them. You dont really get that with one friend.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mono-Polyamorous #Part 1"

Posting Komentar