HOW?

-I wont take it personally anymore-

1 tahun yang lalu, aku memutuskan untuk bekerja as a part time worker di warung kopi. Bukan karena perihal uang. Aku di gaji tidak seberapa sebagai karyawan baru, tidak membuat ku being rich kan? Hanya seorang mahasiswi biasa. Tapi, aku bekerja untuk 2 alasan lain. 

1st : To stay in good shape

2nd : Because I wanted to learn how not to take things personally

Ketika bekerja, sure, It will be lots of complain, kadang berjalan gak sesuai keinginan, keyakinan bahkan goyah. So, thats why I wanted to learn to not easily take things personally. Cause sometimes, I was always wrong if there's something bad happen and this is out of my control. I always struggle with this. 

Perumpamaan lain, misalnya ketika aku mengendara by myself, karena aku mencoba untuk mencari lokasi yang tepat, the specific location, kemudian di satu waktu bersamaan ada seseorang mengemudi di belakang ku, aku merasa diburu banget dong by the time, terutama ketika orang tersebut membunyikan klakson and flashing their headlights. Then? I take it personally, I know I should not do it, but it just happens. Atau ketika seseorang postpone janjinya dengan ku beberapa menit yang lalu, pastinya disisi lain aku merasa bahwa aku gak cukup penting banget buat dia. Yap, again.. I take it personally. Even professionally, ketika aku having deep talk to someone that I love, then he plays and checks his phone in front of me while Im talkin', I sudden take it personally cause it just happens. Tapi, diwaktu lain, its not gonna happen again, I dont take it personally, why not? Karena aku sadar (conscious) hal itu bakal terjadi. Dan yang paling penting adalah aku tau cara deal with it.

Strateginya apa sih? Sepertinya menarik ya buat dibahas lebih lanjut.

Coba bayangin aja, kamu ngajakin temen nonton film, kemudian dia membalas "Oh sorry, I have to go to work", tapi posisinya kamu lihat juga beberapa foto postingan dia di sosial media kalo dia lagi havin' another agenda  (havin' sweet dinner) dengan teman yang lain. Atau bayangin aja, kamu kerja sangat keras dalam suatu project besar dari perusahaan di tempat kamu bekerja, then you're really proud of the end result, tapi endingnya yang kamu dapetin apa? Critism. Setelah itu sepulang bekerja, you'd like to wind down dan sharing perihal terrible experience ini. Pernah ngerasain di posisi itu? Pasti sering. Lanjut! Ketika kamu menceritakan hal itu kepada teman mu, oke sahabat karib, eh malah dia jalan ke depan nyalain TV, walau waktu itu posisinya just sebatas ingin didengarkan saja. 

Back to the question, why do we easily take things around personally? Kalo sudah begitu apa yang dirasakan? Apa yang didapat? Sure feeling hurt, neglected, tersinggung, bertrayed by the other one. Yang kita yakini apa saat itu? Bahwa itu adalah kesalahan mereka. Mereka take responsibility about what we feel on that time. Merekalah orang yang harus disalahkan. Tapi tunggu bentar dong, siapa sih yang bilang gitu? Bagian mana dari diri kita yang menyatakan hal itu? EGO. Ego kita berpikir bahwa orang lain harus mempertimbangkan kita. Our ego doesnt want to be criticized, HELL NO! Ego kita pingin banget diakui. Apa ini yang kita inginkan? Try to think it well. Do you want to be right? Sangat melelahkan bukan? 

"When my ego takes over, Im fightin' all day"

Yes, Im in constant struggle with the rest of the world. 

Uff... Hal ini membuang energi saya terlalu banyak.

Bukannya lebih mudah ya to not take things personally? Because then no one has power over you. Kamu bebas. Bisa punya pengalaman lebih banyak in harmony and connection antara kamu dengan orang lain. Pastinya! Karena semua energi kamu towards to nice things. Instead of endlessly battling against hal-hal yang buat kamu gila! 

Jadi simpulan pertanyaannya adalah KAMU INGIN MENJADI BENER ATAU KAMU INGIN MENJADI HAPPY? Haha kalo aku udah ngeluarin statement seperti itu, pasti sebagian dari kalian berpikir bahwa yes I'll make sure that Im happy by being right. Pertanyaan selanjutnya adalah how do you do it? How to become happy by not taking it personally? 

Lanjut ke strategi yap, oke!

Firstly, Its not about me! Ini maksudnya apa, sounds weird kan? Because when I take it personally, I convinced its about me. Ketika aku berbicara dengan orang lain, kemudian orang itu looking at his phone like he ignores me, pasti aku easily get offended. Karena aku berpikir aku telah mengeluarkan banyak efforts untuk hal ini. Apa yang aku inginkan? I want RESPECT. I think MYSELF and I.

Terdengar rada familiar kan? Tapi realitasnya, ini bukan perihal tentang aku. Bagaimana jika aku mencoba melihat dari sudut pandang orang lain? Asking myself, kenapa sih mereka sibuk sama hp mereka? Mungkin aja kan dia lagi nerima pesen penting dari orang yang ditunggu, who knows. Atau apa yang aku bicarakan saat itu isnt really his cup of tea. Bisa aja kan? Or contrary, he find it very interesting and he wants to take notes in his smartphone. Lol very smart to do that, btw. 

"I simply need to shift my focus from ME to WE"

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "HOW? "

  1. wow menarik kak.. tapi 'take it personally' kadang gak bisa dilakuin kalo udah berlebihan sih. cmiiw

    BalasHapus