Ketika Merasa Sedih
3 hari yang lalu, salah satu my old friend texting me "Hey, long time no see you Sita, hows life? Actually aku lagi down banget, sedih banget. Aku mesti ngapain? Minta saran dong!"
Semua pasti pernah difase kehilangan, difase perasaan kacau kemudian bersedih so deeply. Trus mesti ngapain?
Perlu diketahui bahwa dalam suatu ketenangan, amati perasaan kita tanpa berusaha untuk mengubahnya. Perasaan itu akan berubah dengan sendirinya. Percaya? Aku coba analogikan.
Bisa dibayangkan seperti sedang memandangi pohon di halaman belakang, seperti sedang duduk di tepi sungai dan mengamati aliran airnya, amatilah perasaan kita dalam diam seolah-olah perasaan itu sesuatu yang nampak. Apabila kita mengamati perasaan seperti ini selama 3 menit saja, kita akan menyadari energi dan teksturnya perlahan-lahan akan berubah.
Perasaan seringkali muncul dari faktor-faktor di luar kendali kita. Sama seperti kita tidak bisa mengendalikan cuaca atau suasana hati orang lain, kita tidak bisa mengendalikan perasaan di dalam diri kita. Perasaan itu sebenarnya akan segera berlalu, seperti awan di langit. Perasaan itu juga, sama seperti langit, akan menguap dengan sendirinya.
Tapi jika kita menganggap perasaan itu terlalu serius dan mulai mencamkannya sebagai bagian dari identitas kita, maka kita akan membangkitkan perasaan itu setiap kali kita memikirkan masa lalu. Ingat bahwa kita lebih dari sekadar perasaan atau cerita yang dibuat pikiran kita untuk menjadikan perasaan itu masuk akal/make sense. Kita adalah ketenangan yang memahami perasaan itu akan muncul dan lenyap begitu saja.
Daripada mengeluh berulang kali tanpa henti, itu bagiku sangat horrible! Tataplah langsung perasaan mengerikan itu dengan tenang. Amati perasaan itu, apakah kita bisa melihat sifat ketidakkekalannya? Kemudian biarkan perasaan itu pergi saat dia memang ingin pergi.
Dulu banget, bagiku hanya ada satu batin, batin yang sudah merasa bosan karena sudah terlalu lama sendiri. Lalu memutuskan untuk membelah diri menjadi dua. Tapi karena mereka berdua tahu mereka berasal dari satu, bermain bersama tidak terasa menyenangkan, seperti memainkan kedua sisi catur. Then? Kedua batin itu setuju untuk melupakan dari mana mereka berasal, mereka pura-pura gak saling kenal. Seiring berjalannya waktu, mereka juga melupakan kesepakatan mereka. Mereka lupa kalo mereka itu sebenarnya sama dan satu. Seperti inilah keadaan eksistensi kita bahwa kita lupa sejatinya bahwa kita berasal dari satu batin.
-Sekian
Bandung, 25 Oktober 2020 05.32pm
0 Response to "Ketika Merasa Sedih"
Posting Komentar