Menilai Laki
Menilai hanya dari kesolehannya
Yah... sama seperti banyak orang bilang, cinta saja tidak cukup. Begitupun dengan soleh atau religius, soleh saja tidak cukup dijadikan kriteria satu-satunya. Menilai hanya dari faktor agama dan ibadatnya, menurut aku salah satu bentuk kemalasan kita sih sebagai perempuan yang mengira laki yang rajin dan taat beribadah otomatis sudah siap berkeluarga.
Saya bisa ambil contoh gambaran cerita dari salah satu rekan yang sudah married. Married di usia muda gak salah yah, itu pilihan. Rekan saya bercerita bahwa suami mereka yang sangat religius dan rajib beribadah, tapi disisi lain malas bekerja, bodoh, bahkan bisa berselingkuh. Perilaku religius, rajin menjalankan ibadah agama, sering kali hanya sebatas perilaku di luar saja. Tidak cukup otomatis bisa valid menunjukkan kualitas seseorang di aspek lain dalam hidupnya. Jadi, mesti dipertimbangin juga aspek yang lain. I know some ppl might say religious is reallly important. Bukan berarti karena penting, hal lain disepelehkan. Got it guys? Well...
Menilai hanya dari family background nya
Siapa sih yang gak terpukau selintas jika bertemu dengan seseorang dengan latar belakang keluarga yang keren, terhormat apalagi terpandang. Atau mungkin kita merasa so happy dengan orangtua, adik atau kakak pacar kita. Pernah terlintas gak sih kalo punya pasangan seperti itu bakal mikir gini, "Gila sih, kalau latar belakang keluarga kek gini, perfecto! Pasti cowok ini dijamin suami yang oke!".
Semua pasti pada tau ya memang latar belakang keluarga bisa mempengaruhi seseorang., tetapi juga tidak serta merta bisa dijadikan indikator kualitas seseorang. Keluarga yang baik dan berkecukupan bisa saja memiliki anggota yang pemalas atau tempramental. Walaupun latar belakang keluarga penting jadi pertimbangan, pada akhirnya kamu bukan menikahi seluruh keluargnya. Kamu hanya menikahi si laki-laki tersebut. Jadi, jangan sampai lupa menilai si laki-laki hanya karena keluarganya. Pada akhirnya hanya satu orang yang akan menjadi ayah bagi anakmu dan pendampingmu seumur hidup. Dialah yang harus benar-benar terbaik bagimu.
Menilai laki-laki dari kebaikannya saja
Ini adalah kesalahan yang cukup sering dilakukan perempuan dalam menentukan calon suami, yaitu hanya terpesona dari kebaikannya saja. Kebaikan disini adalah segala cara dia memperlakukan kamu, termasuk tutur kata dan perbuatan. Terpesona kebaikan seseorang laki bisa dimengerti, mengingat begitu banyaknya laki yang berperangai buruk misalnya pemarah, cemburuan, egois, tukang pukul, kasar dan lain sebagainya. Sehingga ketika menemukan laki-laki yang ramah, baik hati dan lembut, rasanya sudah seperti menemukan spesies yang langka sekali dan ingin segera diamankan. Sebenarnya mencari laki baik itu tidak salah karena toh tidak ada perempuan waras yang ingin menikahi laki-laki jahat. Sayangnya, sifat baik, rahamh dan tidak sombong bisa jadi tidak cukup untuk membina rumah tangga. Bagaimana jika dia baik hati, tetapi malas dalam bekerja, tidak punya ambisi sama sekali dalam hidup, tidak mau ikut mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan lain-lain? Kita sebagai cewek mestinya mencari laki-laki yang baik dalam tutur kata dan perbuatan, tetapi juga menilik kualitas-kualitas lainnya.
Tips :
BalasHapusBagaimana menilai laki - laki ?
Semua hal tentang jodoh tidak harus kita telan mentah - mentah dengan kalimat " jodoh sudah ada yg mengatur". Jadi baiknya jangan menjadi buta selayaknya kalimat " cinta itu buta ". Tapi carilah sesuatu yg realistis dan bisa kamu terima semudah kalimat " aku cinta kamu, baik kekurangan dan kelebihanmu".
Okay, thanks for the advice. Memang harus realistis. Anyway, jangan salahkan cinta, bukan cinta yang buta, tapi nafsu. Yes, kalo mau yang diinginkan memang mesti berusaha, tapi kalo ditinjau lagi pingin sesuai 100% dengan yang diinginkan, ga bakal dapet. Jadi aku sepakat sama kalimat akhir, menerima kekurangan satu sama lain. Hehe ini subjektif sih, tapi thanks banget masukkkannya :)
Hapus